Learn the Rules, Break The Rules, and Create the New Ones...

Hi... My name is Rizky Prihanto. You can call me RQ, or Rizky either. I am currently living on Bandung, Indonesia. Had a lot of works and research about Enterprise Information Systems (majoring on education and e-governments). I have bunch of interests (some friends call it 'freakz') about MySQL Opensource Database and now I am one of the administrator of MySQL Indonesia User Group - the opensource community initialized by Sun Microsystems Indonesia.

My Company PT Cinox Media Insani, Bandung, Indonesia. I work here since 2008 and I take responsibility as Chief of Software Architect. My job is about planning, imaginating, fantasy-ing, concepting, and build the infrastructure of the new information systems (or app engines) which going to be implemented.

This blog This is my blog that represent my current opinion, research and experiences about anything in Software Engineering. Written since 2007 (actually) and has been vaccum for a lot of while. And now I wanna ressurrect this blog (optimistically) from the long-long-hibernation with something fresh and new ideas -- still about MySQL, software engineering, development, and may be something managerial here.

About the tagline I've learned the statement above from some paper written by Kent Beck about Extreme Programming (XP) methodology -- some sort of practical software development methods which have no boundaries. That's very inspiring me a lot. I have written some article on this blog that tell my interpretation about that statement here.

My Another Blogs I have classifying my blogs into some sort of genre. The blog that you read here right now is my primary blog that tell you (majoring) about IT stuff. But if you wanna look another side of me, you can visit here, here, here,or here. Hope it'll be interesting for some of you.

Credits I would thanks to Blogger for this great blog platform. Skinpress who designed this Wordpress template (which is bloggerized by Free Blogger Templates). My appreciate is also going to you who give your generously time for visiting my blog.

Rise of Machine

Postingan ini bukanlah resensi sebuah film, melainkan sebuah kontemplasi mengenai persaingan kualitas yang kini mulai melebar ke arah persaingan antara manusia dengan mesin. Melanjutkan pembahasan pada postingan sebelumnya di bawah, timbul sebuah pemikiran – jika pada zaman dahulu manusia begitu takut terhadap keberadaan mesin industri, mengapa sekarang kita tidak takut lagi ? Dan mengapa sekarang peradaban manusia masih ada ?

Jawaban dari pertanyaan itu tidak lain adalah karena kita selaku manusia juga pasti akan berkembang. Rasa pesimistis hanya dimiliki oleh orang-orang yang kalah. Dan jawaban ini juga setidaknya akan memberikan gambaran mengenai eksistensi manusia dalam menghadapi tahap kecerdasan para mesin. Peranan-peranan manusia seperti yang diilustrasikankan pada Gambar 2 di atas – seperti pemroses informasi, pemroses pengetahuan, dan pengambil keputusan – itu tidak muncul begitu saja sebelum dan pada saat revolusi industri berlangsung berabad-abad yang lalu. Peranan-peranan tersebut diciptakan oleh manusia sendiri untuk mempertahankan peradaban.

Jadi, jangan cemas terhadap perkembangan sistem komputer yang mulai mengancam kedudukan manusia – karena jika komputer sudah mampu mengambil keputusan sendiri tanpa campur tangan manusia, itu berarti satu hal : telah terjadi mekanisasi pengetahuan! Suatu kondisi yang nyaris serupa dengan mekanisasi fisik yang mampu dibuat oleh mesin-mesin industri berabad-abad yang lalu. Dan kita selaku manusia, tentunya juga akan terus berkembang sehingga menemukan peranan-peranan baru buat kita setelah semua peran vital yang ada sekarang di-alih-tugas-kan ke sistem komputer. Bagaimanapun, hingga saat ini, walaupun komputer sudah dapat dikatakan memiliki kecerdasan sendiri – namun komputer masih belum memiliki satu hal penting yang membuat peradaban manusia bisa bertahan sejak zaman pra-sejarah hingga sekarang : naluri, – naluri untuk mempertahankan diri. Itulah yang membuat kita berkembang dari peradaban-ke-peradaban.

0 comments:

Posting Komentar