Bukan cuman itu alasannya.
Filosofi itu kudapat pas memikirkan tentang "proses belajar". Begitulah sebenarnya proses belajar yang ideal (menurutku). Pelajari rule-nya.. itu udah proses belajar. Tp bukan cuman sekedar itu. Kalo hanya pelajarin thox, - cepet hilang tu ilmu... - kita musti pergunakan. Amalkan ilmu itu, begitu kira2 kata ustadz2 (ustadz = orang yg ber-ilmu)..
Terus ngapain ada fase 'break the rule' ? Ngapain kita perlu 'hancurkan' tu ilmu?
Break d sini bukan berarti kita harus melanggar. Break the rules, langgar peraturan. Break the rules memiliki filosofi lebih, bahwa dari ilmu-ilmu yg udah kita pelajari itu, kita musti cari batasnya. Ilmu itu (sebenarnya) tanpa batas. Semakin banyak kita tau, sesungguhnya semakin sadar kita bahwa kita ni sebenarnya belum tau apa-apa... Nah, batas-batas cakrawala ilmu yg 'udah' kita pelajarin itu, kita cari tau batasnya sampe mana - trus kita kembangkan. Menembus batas... Langgar 'batas' dari ilmu itu...
Contoh umumnya gini, - emm, apa ya analogi yang pas n enak... - begini wezh :
SDLC. System Development Lifecycle. Kita tau teori ttg SDLC. Pengembangan sistem selalu berjalan secara berulang, mulai dari perencanaan -> analisis -> desain -> konstruksi -> implementasi -> evaluasi -> dan balik lagi ke perencanaan. Begitu. Nyaris semua buku2 SDLC, Rekayasa Perangkat Lunak, dari berbagai sumber baik penulis lokal maupun interlokal, berpijak pada alur life-cycle yg serupa. Oke lah, ada variasi pengembangan macam model waterfall ato spiral... tp pada intinya, sama. Begitu.
Kalian (termasuk saya) sebagai mahasiswa TI yg belajar ttg SDLC juga diharapkan memahami hakikat SDLC sedemikian rupa. Tp cobalah sekali-sekali kalian implementasikan tu ilmu... Amalkan tu ilmu, bisa kah kita terapkan plek seperti itu dalam kehidupan nyata? Banyak orang2 yg berpendapat, kadang teori saja tidak cukup. Karena implementasinya ngga semudah mbaca teorinya.
Betul itu!
Makanya, break the rules that you've learned... Dalam pengimplementasian siklus pengembangan sistem, mungkin kita ngga cocok dengan 1 metode. Abaikan aja metode itu. Cari metode lain yg lebih sesuai. Jangan terlalu idealisme. Jadilah idealita, idealis yang sesuai dengan realita... Hancurkan konsep dengan cari kelemahan2nya. Niscaya dari kelemahan2 itu kita bisa belajar mengenai cara meminimalkan resikonya.
Trus, create the new ones - merupakan kelanjutan dari fase "break the rules" - Kalo kita cuman hancurkan teori thox trus kita tinggalkan, apa manfaat dan faedahnya ?? Bikin teori baru! Teori baru yang lebih sempurna, yang lebih suitable sama kondisi yg kita hadapi, teori baru yang lebih manusiawi dan masuk akal bagi kita...
Dalam Extreme Programming, ada 3 tahapan menarik yang berbicara mengenai TINGKAT KEMATANGAN seorang software developer dalam menerapan XP.
Level pertama, ini yang terendah, adalah menerapkan konsep2 XP persis seperti teori-teori Extreme Programming dan Agile Methodology yang udah ada.
Level kedua, developer menerapkan teori XP yang dia pandang cocok untuk diterapkan dalam kasus pengembangan sistem yang sedang dia hadapi. Teori2 yang ngga cocok or ngga sesuai, dia abaikan.. Adopsi teknik2 XP hanya yang kompatibel dan mendukung proses konstruksi yang dia lakukan.
Level ketiga, ini level yang tertinggi - dan di sinilah sisi menariknya Extreme Programming - adalah suatu level dimana developer tidak peduli dia mempergunakan metode XP ato tidak. Yang penting software yang dia bikin zero defect, working, dan implementatif...
Unik kan? Level tertinggi dari XP malah tidak peduli mengenai segala macam teori XP yang ada...
Begitulah kira2, makna dari 3 fase pembelajaran. Learn the rules, break the rules, and create the new ones... - pembelajaran yang bukan berorientasi hanya pada pemahaman - namun juga aspek-aspek afektif dan psikomotor. (hehehe, KBK bangedd nieh...). Berarti KBK adalah pembelajaran extreme donk? U bs kasi comment ndiri lah... hehehe...
Salam damai dari Malang kota debu..
•Qvezst•
1 comments:
Halo Rizky!
Saya tuh newbie banget dalam urusan web developing.Saya mau minta tolong nih.
Saya dah baca artikel mas yang menyimpan image dalam Mysql dengan BLOB.Disitu mas menyinggung soal cara lain menyimpan image dengan path.
Bisa tolong ajarin saya dengan memberikan turorial yang sederhana tapi lengkap dan jelas ga mas?Maksudnya lengkap,kalau misalnya diperlukan membuat beberapa file,tolong script nya dibedakan, soalnya pada artikel BLOB, saya kebingungan apakah script2 itu berada dalam satu file atau tidak,maklum mas..saya masih bodoh banget.
Terimakasih atas perhatiannya.Semoga sukses selalu dengan apa yang mas kerjakan.
Tommy B
Posting Komentar